Artikulasi adalah perangkat alat-alat ucap atau alat-alat bicara dimana hasil mekanisme kerjanya memproduksi suara atau bunyi bahasa yang memiliki sifat-sifat khusus. Sehingga bunyi yang dihasilkan antara satu dengan yang lainnya berbeda.
Apabila kita amati dalam penggunaan bahasa sehari-hari, ditemukan bermacam-macam dialek yang menimbulkan variasi dalam pengucapan fonem atau system bunyi. “system bunyi dalam bahasa indonesia meliputi: 6 vokal, 24 konsonan, dan 6 diftong”(Dudung Abdurrahman, 1984 : 38).
Perkembangan bahasa dan bicara anak tunarungu sampai pada tahap meraban tidak ada permasalahan namun setelah masa meraban perkembangan bahasa dan bicara terhenti. Pada masa meniru terbatas hanya yang sifatnya visual yaitu gerak dan isyarat. Karena anak tunarungu tidak bisa mendengar bahasa maka kemampuan berbahasanya tidak berkembang bila ia tidak dididik dan dilatih secara khusus.
Organ artikulasi yang berkaitan dengan otot-otot bicara berperan penting dalam perolehan bicara. otot-ototnya yaitu bibir, lidah, velum. Sedangkan yang menggerakkan otot-otot bicara tersebut yaitu saraf cranial, yaitu nervus 10 atau nervus vagus, nervus 12 atau nervus glosopharyngius dan nervus 5 + 9. nervus 10 mensyarafi otot-otot velum, dan nervus 12 mensyarafi dinding pharing.
Jadi yang dimaksud artikulasi dalam hal ini adalah gerakan-gerakan otot bicara yang digunakan untuk mengucapkan lambang-lambang bunyi bahasa yang sesuai dengan pola-pola yang standar sehingga dapat dipahami oleh orang lain.
Untuk itu anak tunarungu perlu dilatih dalam hal Artikulasi agar anak mampu:
- membentuk pola ucapan bunyi bahasa yang sesuai dengan aturan.
- memfungsikan organ-organ bicara yang mengalami kekakuan.
- menyadari bahwa setiap pola ucapannya apabila dirangkaikan antara satu dengan yang lainnya dapat menimbulkan makna-makna tertentu.
- terhindar dari sifat verbalisme.
- menambah pembendaharaan kata untuk kepentingan komunikasi.
- mengembangkan emosi secara wajar dan mampu melakukan hubungan social dengan baik.
Sarana dan prasarana pembelajaran Artikulasi
Banyak faktor yang mempengaruhi kualitas pembelajaran artikulasi. Diantaranya yaitu:
- faktor anak dengan segala karakteristiknya, seperti perkembangan, kognisi, mental, emosi, social serta kepribadiannya.
- faktor instrumental input, yaitu kualifikasi serta kelengkapan sarana yang diperlukan dalam pembelajaran, meliputi guru, metode, teknik, dan media, bahan sumber belajar, program dan tugas-tugas.
- faktor instrumental, yaitu situasi dan keadaan fisik, seperti letak sekolah, iklim, hubungan antar siswa-guru, siswa dengan orangtua, dan siswa dengan oranglain.
Sumber Anak luar biasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar